Hari Ketiga, Pasuruan Masih Banjir

jatiminfo:Meski sudah surut, sejumlah wilayah di Kabupaten Pasuruan pada Rabu (8/12/2010), masih ada yang terendam banjir. Ironisnya, banjir yang menggenangi rumah-rumah penduduk ini terjadi hingga tiga hari. Akibat banjir itu, aktifitas warga pun otomatis terganggu.

Kawasan yang masih terendam banjir hingga kini adalah daerah yang selama ini menjadi kantong-kantong banjir. Di antaranya yakni Kelurahan Kalianyar dan Tambakan, Kecamatan Bangil, serta Desa Rejoso Lor, Kecamatan Rejoso. Ketinggian air yang menggenangi daerah tersebut sekitar 30 hingga 40 cm.

Soleh, salah seorang warga Rejoso mengatakan, banjir yang menggenangi daerahnya itu biasanya dapat terjadi hingga berhari-hari. Hal itu, menurutnya lantaran buruknya sistem drainase yang ada pada desa tersebut. “Memang saluran pembuangan air disini sangat buruk. Sehingga jika terjadi banjir sulit surutnya,” terangnya.

Senada dengan Soleh, salah satu warga Kalianyar bernama Bahtiar mengatakan, banjir yang selalu melanda daerahnya juga tak mudah surut dan bahkan bisa terjadi hingga satu minggu lamanya, lantaran terjadi pendangkalan pada sungai Kedunglarangan dan sungai di sekitarnya.

“Sudah biasa banjir disini lama surutnya mas. Soalnya sungai yang melintas di daerah ini sudah dangkal semua. Seharusnya ada pengerukan dan perbaikan saluran air, biar kalau ada hujan sungainya tidak meluap hingga menggenangi rumah-rumah warga,” kata Bahtiar, warga Kalianyar

sumber: berita jatim

Mesum di Hotel, 4 Pasangan Dibawa Polisi

Jatim info: Dalam razia yang dilaksanakan oleh petugas gabungan dari empat polsek, dengan sasaran hotel yang biasa digunakan tempat mesum dan juga cafe yang berada di kawasan kota Tuban, petugas berhasil menjaring 4 pasangan mesum yang sedang asyik di dalam kamar hotel.

Razia yang digelar untuk menciptakan kondisi Kota Tuban aman, dalam menjelang datangnya hari Natal dan tahun baru itu, dilaksanankan oleh empat polsek jajaran yakni Polsek Kota Tuban, Polsek Semanding, Polsek Palang dan Polsek Merakurak.

Razia tersebut dimulai dari polsek kota Tuban, dengan sasaran pertama hotel Ratna yang berada di jalan Ronggolawe. Satu per satu kamar yang berada di hotel itu diperiksa. Hasilnya petugas mengamankan 4 pasangan mesum yang sedang asyik bermadu cinta di dalam kamar hotel.

Mereka kebanyakan datang dari luar kota Tuban. Dari empat pasangan itu yang pertama ditangkap adalah Sumarno (44) asal Rembang, Jateng. Saat itu ia sedang berada satu kamar dengan Kosida (40) warga dari Kabupaten Sragen, Jateng.

Selain itu adalah Yoki (27), yang berpasangan dengan Heni Puspita Sari (21), keduanya adalah pemuda asal Kabupaten Lamongan. Pasangan Joko Mardiyanto, asal Bojonegoro, dengan Martin (18), asal Kabupaten Blora, dan pasangan Suyito (55) dengan Utami (33), keduanya adalah merupakan warga Tuban.

Setelah tertangkap oleh petugas, para pasangan mesum tersebut diamankan oleh oleh petugas di Polsek Kota Tuban. “Ya kita amankan mereka, untuk kita lakukan pendataan terhadap para pelaku itu,” jelas AKP Yani Susilo, Kapolsek Kota Tuban.

Setelah menangkap 4 pasangan mesum di hotel Ratna, kemudian petugas melanjutkan operasinya itu ke pantai Boom, dan cafe-cafe, dan juga hotel Bintang, dan sejumlah warung yang dituding menjaul minuman keras.
Selain menangkap 4 pasangan mesum itu, petugas juga berhasi menyita 62 botol yang berisikan minuman keras jenis Arak dari sebuah warung yang berada di pertigaan Manunggal Selatan, Tuban.

“Ya kita juga berhasil menyita 62 botol yang berisikan Arak, yang biasanya dijual kepada para sopir-sopir truk,” tambah Yani.

Kapolsek berharap dengan adanya razia itu, peringatan hari Natal dan tahun baru di Kota Tuban ini bisa berjalan dengan aman an tertib.

sumber: berita jatim

Disiapkan Enam Teropong di Bromo

Jatim Info: Peningkatan aktivitas Gunung Bromo hingga ke status Awas dalam sepekan terakhir berimbas pada lesunya pariwisata. Karena itu, Pemerintah Kabupaten Pr obolinggo akan menyiapkan enam teropong di titik-titik strategis pengamatan Gunung Bromo. Dengan adanya teropong, maka wisatawan tak perlu turun ke lautan pasir pada saat status Gunung Bromo berstatus Awas.

“Kami akan segera mengajukan permohonan ke Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) untuk pengadaan teropong-teropong itu. Teropong akan ditempatkan di gazibu-gazibu sehingga para wisatawan dapat menikmati pemandangan Bromo dengan nyaman,” kata Bupati Probolingo Hasa Aminuddin, Rabu (1/12/2010) di Probolinggo.

Pascapenetapan status Awas Gunung Bromo, Selasa (23/11/2010) lalu, para wisatawan dilarang memasuki area lautan pasir yang berada pada radius tiga kilometer dari puncak Gunung Bromo. Karena itu, dengan adanya teropong-teropong pengamatan di enam titik, diharapkan para wisatawan tetap bisa menikmati pemandangan Bromo di area aman di luar radius bahaya.

 

source: kompas

Gunung Bromo Ditutup Karena Gas Belerang Beracun

Jatim info: Salah satu alasan ditutupnya kawasan wisata Gunung Bromo yang terletak dalam zona merah 3 kilometer dari kawah, tidak sekadar untuk menghindari bahaya letusan. Melainkan disebabkan gunung setinggi 2.392 meter tersebut ternyata mengeluarkan gas belerang yang berbahaya bagi pernapasan manusia alias beracun.

Pendapat itu disampaikan Kepala Bidang Geologi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jatim, Supardan, Rabu (24/11). “Kadar belerang di sekitar Bromo cukup tinggi apalagi bila aktivitasnya meningkat seperti sekarang, sedangkan kadar oksigen di dataran tinggi rendah,” terangnya.

Menurut Supardan, penutupan lautan pasir Bromo dilakukan sejak aktivitasnya meningkat beberapa waktu lalu, seiring meletusnya Gunung Merapi. Pasalnya, asap belerang lebih berbahaya daripada awan panas Merapi karena sifatnya yang tidak terlihat dan lebih mudah terbawa angin.

Meski begitu, Supardan meyakinkan bahwa semakin jauh gas tersebut terbawa angin, konsentrasinya semakin rendah karena teroksidasi dengan udara, sehingga tak berbahaya. “Gas belerang akan terurai dengan udara. Jadi semakin jauh dari kawah maka tak terlalu berbahaya lagi,” tegasnya.

Ia juga mengungkapkan aktivitas masyarakat di beberapa desa di sekitar Gunung Bromo hingga sejauh ini masih berjalan normal. “Belum sampai ada langkah pengungsian untuk warga, karena letak pemukiman mereka masih berada di zona kuning. Kami hanya menghimbau bagi mereka yang bermata pencaharian penyewaan kuda tak lagi melakukan aktifitas di lautan pasir,” saran Supardan.

source:   republika

Pemprov Jatim Siap Ganti Rugi Warga

Jatim info: Gubernur Jawa Timur Soekarwo menyatakan aktivitas vulkanik Gunung Bromo mulai turun. Meski demikian, jika sewaktu-waktu timbul letusan hingga menyebabkan kerugian material, Pemprov Jawa Timur siap menanggung.

    “Kita semua tidak menginginkan, tapi jika ada ancaman (kerugian) akibat letusan Gunung Bromo, seperti kematian ternak, Pemprov Jatim siap memberi ganti rugi. Untuk sementara ini, kami menyiapkan alokasi dana untuk bencana alam sebesar Rp 50 miliar,” kata Soekarwo, Kamis (25/11/2010) setelah Sidang Paripurna di Gedung DPRD Jatim, Surabaya.

    Menurut Soekarwo, mulai hari Kamis (25/11/2010) sebanyak 250 petugas Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (Satlak PB) telah bersiap-siap di sekitar kawasan Gunung Bromo. Mereka siap melakukan evakuasi warga setempat.

    Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah melarang warga dan wisatawan mendekati puncak Bromo pada radius tiga kilometer. “Tapi kami juga menyiapkan skenario evakuasi kedua dengan jarak hingga enam meter untuk relokasi warga yang akan diungsikan,” kata Soekarwo.

    Selain itu, beberapa petugas Satlak PB yang bertugas di Gunung Merapi, khususnya yang menangani dapur umum sudah mulai dipindahkan ke Gunung Bromo. Namun, petugas medis tetap di sekitar Gunung Merapi karena mereka masih dibutuhkan.

    Untuk para pengungsi, Pemprov Jatim dan Pemkab Probolinggo telah menyiapkan dua titik lokasi pengungsian di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Meski demikian, warga masyarakat di sekitar Gunung Bromo dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpancing isu-isu letusan.

    Setelah penetapan status Awas Gunung Bromo, Selasa (25/11/2010) lalu, masyarakat ataupun wisatawan dilarang mendekati puncak pada radius tiga kilometer. Sebelumnya, pada saat status Gunung Bromo masih Waspada larangan naik ke puncak hanya sampai pada radius satu kilometer.

    source: kompas

    Banjir Bandang Di Kabupaten Trenggalek

    Banjir bandang kembali menerjang Kabupaten Trenggalek pada Hari Rabu Tanggal 05 Mei 2010 sekitar pukul 19.00, wilayah yang diterjang banjir bandang terdiri dari di 5 (lima) Kecamatan, yaitu :

    1. Kecamatan Trenggalek (Desa Ngares dan Desa Sumberdadi),

    2. Kecamatan Pogalan (Desa Gembleb, Ngadirenggo dan Bendorejo),

    3. Kecamatan Gandusari (Desa Widoro, Desa Sukorejo, Desa Wonorejo, Desa Jajar dan Desa

    Ngrayung),

    4. Kecamatan Kampak (Desa Sugihan serta beberapa titik jalan ke arah Kecamatan Munjungan

    mengalami longsor dan terputusnya jembatan) serta di,

    5. Kecamatan Munjungan (Jembatan putus di Desa Munjungan, air meluap di Desa Tawing,

    Bendoroto dan Garum)

    Banjir yang menimbulkan korban jiwa terjadi di RT 06 RW 02 Dusun Kayujaran Desa Gembleb dengan rincian kerugian jiwa dan materiil sebagai berikut :

    –   Meninggal 4 (empat) orang (Ropingah 35 th, Katemi 60 th, Tambir 75 th dan Muji 86 th);

    –   4 (empat) rumah rusak berat;

    –   5 (lima) rumah rusak berat

    –   3 (Tiga) Sepeda Motor hilang.

    Sedangkan pengungsi yang terpantau di Kantor Kecamatan Pogalan pada pukul 22.00 sejumlah 14 (empat belas) KK terdiri dari 45 (empatpuluhlima) jiwa.[trenggalekkab.go.id]